Kelahiran seorang bayi adalah hal yang membahagiakan bagi sepasang suami istri. Itulah kebahagiaan yang dirasakan oleh, Tena dan Asri.
Persalinan secara normal adalah harapan setiap pasangan suami istri agar tidak terlalu mengeluarkan biaya yang banyak. Demikan pula harapan dari Tena dan Asri. Akan tetapi kehendak manusia dan kehendak Allah sungguh tidaklah sama. Anak mereka dilahirkan secara Caecar dan tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Waktupun berjalan, tibalah saat yang ditentukan oleh Dokter setelah sang suami mengurus keperluan operasi dan segala sesuatunya di Kasir, sambil menunggu dua Dokter yang akan datang untuk operasi Tena.
Gelisah bercampur cemas mengetahui jalan yang harus diambil untuk sebuah persalinan. “Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi ya?” tanya sang suami dalam hati. Mau tak mau keputusan itu diambil demi sang bayi dan istrinya. Ruang operasi sudah dipersiapkan oleh para Perawat rumah sakit. Para keluarga tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan termasuk suaminya. Tena sudah pasrah di dalam kamar untuk menjalani operasi persalinan.
“Jangan cemas! Kamu akan menyambut kedatangan siganteng. Mesti tegar!” petuah sang suami sebelum kedatangan dua orang Dokter, seraya menyatukan hati dan berdoa agar diberikan keselamatan kepada sang istri dan bayinya. Para dokter yang akan mengoperasi Tena pun datang.
Selang waktu operasipun dimulai dan dengan harap-harap cemas sang suami menunggu hasil operasi diluar. Pukul 14.00 WIB muncul seorang perawat membawa kereta box bayi dan mengatakan kepada suami Tena, “Ini putera Bapak. Selamat ya!” .
Seorang bayi laki-laki yang sehat sedang meronta dengan menggerakan kakinya kuat-kuat didalam box. Segera Perawat itu membawanya kedalam ruang bayi yang tertutup. Lucunya dia, masih meronta saat Perawat itu mengangkat tubuhnya yang kecil ke atas timbangan dan diukur.
Dokter yang membantu persalinan mengucapkan selamat kepada Tena dan Asri “Wah selamat ya, bayinya laki-laki, lucu dan sehat.” Ucapan Dokter.
Tena masih lemah dan terbaring di tempat tidur. Beberapa jam datang perawat mengecek tensi darah. Malam hari datang Perawat membawa bayi lelaki Tena yang belum diberikan nama itu, ke pangkuan Tena. Dengan posisi miring ia menyusui anaknya sampai ia tertidur dan dipindahkan oleh Perawat ke kotak bayi di samping tempat tidurnya.
Sebuah kelahiran dengan harga yang mahal entah itu biaya ataupun nyawa. Itu semua demi siganteng Tena dan Asri. Walaupun demikian, Tena dan Asri sangat bahagia menyambut kedatangan anak laki-laki mereka dengan ungkapan syukur.
Oleh: Tena