Indonesia (Bingkairiau.com) - Muhammadiyah adalah gerakan dakwah dan tajdid yang sangat populer tidak hanya di Indonesia, tapj juga di dunia. Organisasi dakwah Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini sejak Tahun 1912 ini telah menjadi harapan besar bagi kemajuan masyarakat Islam di Indonesia.
Dalam rangka memperkuat spirit Dakwah Muhammadiyah Wilayah Riau, maka digelar seminar internasional di Perlis Malaysia. Acara yang dilaksanakan bersamaan dengan Raker Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Riau ini mendapatkan perhatian khusus dari Mufti Kerajaan Perlis, Prof. Dato' Dr. Muhammad Asri Zainul Abidin.
Sabtu, 02 Maret 2024, Rombongan peserta seminar Internasional Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau diterima oleh panitia penyambutan Mufti Kerajaan Perlis. Hadir dalam rombongan tersebut, Ir. H. Yusmna Yusuf, H. Adrian Ali, M.P., Dr. Yusri Rasul, M.Eng dan Dr. Afrizalnur atas nama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau. Hadir juga Dr. Hj. Hikmanj selaku Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Riau.
Dalam kesempatan tersebut hadir juga Dr. Santoso selaku Ketua Lembaga Dakwah Komunitas, Dr. Agustiar ketua Majelia Tarjih. Hadir juga Dr. Sahrullah selaku Ketua Majelis Tabligh PWM Riau.
Jumlah rombongan peserta dalam acara seminar internasional yang diselenggarakan di Perlis Malaysia tersebut berjumlah 38 orang dari unsur PDM dan PWM. Peserta dari pihak Perlis antara lain perwakilan penasihat PCIM Malaysia, Ustadz Dr. Muhammad Arif, wakil reaktor Umam, dan wakil Rektor Kuips.
Prof. Dato' Dr. Muhammad Asri Zainul Abidin, Mufti Kerajaan Perlis selaku keynoot spech menyampaikan pesan agar gerakan dakwah di Indonesia dan Malaysia semakin di perkuat dalam tataran ruhiyah. Dakwah Islam di wilayah Asia Tenggara sekarang memiliki tantangan baru seiring dengan perkembangan sosial yang signifikan.
Persoalan ideologis, adalah tantangan besar yang sangat mengkhawatirkan. Gerakan pluralisme, atheisme dan hedonisme saat ini mengepung keberadaan Islam di wilayah Asia Tenggara. Mufti Perlis yang dikenal dengan Dato' Maza merekomendasikan agar dibangun sinergitas lintas gerakan di diantara kedua negara, Indonesia dan Malaysia. Sinergitas ini akan terbangun bila diantara gerakan dapat saling menerima, berta'awun dan bertasamuh.
Dato' Maza dalam kesempatan itu juga berpesan agar kader dakwah Muhammadiyah senantiasa menjaga keikhlasan hati. Dakwah, kata beliau, bukanlah soal sekedar aktifitas, tetapi dakwah adalah persoalan meninggikan kalimat Allah di atas segalanya. Dewasa ini banyak kader dakwah hanya berorientasi pasar, yang penting dia laku dan dikenal jamaah, namun kajian mereka sering kali kosong dari ruh dakwah yang sesungguhnya.
Hal ini terjadi karena dakwah tidak dilandasi oleh motivasi ilahiyah yang sakral dan agung.
Acara seminar dilanjutkan dengan Rapat Kerja Wilayah Majelis Tarjih PWM Riau. Dalam rapat Kerja tersebut disepakati beberapa program unggulan MTT diantaranya, penguatan sosialisasi HPT, penggalian wacana terkait persoalan ketarjihan, dan pelatihan metode Tarjih.
Terselenggaranya acara ini tidak lepas dari peran Dr. Saidul Amin, selaku koordinator MTT dan Rektor Umri. Melalui koordinasi Dr. Saidul Amin dengan pihak Perlis acara ini dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik.