Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali, menyatakan bahwa pihaknya belum melakukan komunikasi secara institusi dengan pasangan manapun. Hal ini sebagai tanggapan terhadap pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyuarakan kekhawatiran terkait tekanan terhadap pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di berbagai daerah, termasuk pencopotan baliho mereka.
Dalam menghadapi situasi ini, PDIP pun mulai menjalin komunikasi dengan pasangan Anies-Muhaimin. "Kita menyepakati dengan Amin juga, penggunaan suatu instrumen kekuasaan. Dalam konteks ini kami juga membangun komunikasi dengan Amin karena merasakan hal yang sama," ungkap Hasto kepada wartawan di sela-sela konsolidasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) dan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat.
Meski demikian, Ahmad Ali menegaskan bahwa tekanan yang dirasakan pasangan Anies-Muhaimin bukanlah berasal dari pemerintah atau kekuasaan pusat. Melainkan, tekanan tersebut datang dari kader PDIP yang menduduki jabatan kepala daerah. "Paling tidak sebelum penetapan, saya mendampingi Amin kesana kemari, justru kami dapat tekanan dari kepala daerah yang dari partai mereka, tidak sedikit kemudian acara kemudian batal karena itu," terang Ahmad Ali.
Sikap hati-hati pasangan Anies-Muhaimin dalam membuka jalur komunikasi formal mungkin mencerminkan kebijakan untuk tidak terlibat dalam ketegangan politik yang tengah berlangsung. Ketidakjelasan dan ketidakpastian yang tergambar dari situasi ini semakin menambah dramatisasi panggung politik menjelang Pemilihan Presiden 2024.