• Follow Us On : 

Abrasi Terus Mengancam Masyarakat Bengkalis

Abrasi Terus Mengancam Masyarakat Bengkalis Ilustrasi.
Kamis, 11 Mei 2017 - 18:39:34 WIB
Bengkalis (Bingkai Riau) - Abrasi yang terjadi di sejumlah desa di kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis, Riau, terus mengancam kehidupan masyarakat. Upaya penanganan pemerintah hingga saat ini masih sangat minim. 
 
Desa yang sudah terkena abrasi cukup parah di antaranya Desa Sepahat, Tenggayun, Parit Satu Api-Api sampai Desa Buruk Bakul dan Sungai Selari.
 
Pemerhati masalah lingkungan hidup di Bengkalis, Tun Ariyul Fikri memaparkan, abrasi di desa-desa tersebut sudah pada tahap mengkhawatirkan, bukan lagi sebatas mengikis daratan tapi sudah mengancam rumah dan perkebunan milik masyarakat disana. Gelombang pasang yang datang dari Selat Melaka itu menyisir Selat Bengkalis dan merobohkan pesisir pantai yang ada.
 
“Tingkat abrasi di desa-desa bahagian utara kecamatan Buktibatu sudah sangat mengkhawatirkan. Bukan hanya mengancam ekosistem, tapi juga kehidupan masyarakat yang bermukim di pesisir pantai, sementara langkah kongkrit penanganan dari pemerintah masih
jauh dari harapan,” kata Tun Ariyul, Direktur Eksekutif Lingkaran Hijau Bengkalis (LHB), Kamis (11/05/2017).
 
Disebutnya, laju abrasi yang terjadi setiap tahunnya rata-rata diatas 10 meter dan sudah menggerus bibir pantai di desa-desa tersebut. Contohnya di desa Sepahat dan Tenggayun, bukan hanya bibir pantai yang sudah amblas kelaut, tapi perumahan masyarakat dan pekuburan warga yang berada di tepi Selat Bengkalis tidak lama lagi bakal diterjang gelombang, bila tidak ditangani secepatnya.
 
Kemudian ucap Tun Ariyul, apabila abrasi sudah sampai ke pemukiman warga tidak tertutup kemungkinan jalan lintas yang menghubungkan Sungai pakning ibukota kecamatan Bukitbatu menuju kota Dumai yang melintasi desa-desa tersebut juga berada di dekat pantai atau Selat Bengkalis juga akan runtuh.
 
“Pemerintah baik itu kabupaten, provinsi maupun pusat, jangan setengah-setengah dalam penanganan abrasi. Sampai sekarang kita menilai keseriusan pemerintah melalui budgeting untuk pembangunan turap atau penanaman bibit mangrove kurang maksimal. Pemkab Bengkalis khususnya juga jangan hanya sebatas retorika dalam penanganan abrasi, tapi harus melalui action,” pungkas Tun Ariyul. 
 
Sementara Camat Bukitbatu, Reza Noverindra ketika dikonfirmasi soal penanganan abrasi di Bukitbatu mengakui kalau sejauh ini masih ada titik atau pesisir pantai rawan abrasi yang belum tersentuh. Tapi pemerintah kabupaten sudah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan penanganan dengan membuat batu pemecah gelombang di daerah rawan abrasi.
 
Selanjutnya papar Reza, untuk desa Tenggayun dan Sepahat sudah dibuat tanggul pemecah gelombang, tapi belum menyentuh keseluruhan kawasan yang terkena abrasi. Sedangkan pemerintah kecamatan melalui Musrenbang juga mengajukan usulan pembuatan turap yang dimulai dari desa Buruk Bakul, hingga desa Sepahat di pesisir pantai yang terkena abrasi.
 
“Secara bertahap Pemkab Bengkalis sudah mengalokasikan anggaran penanganan abrasi semaksimal mungkin, tapi tidak mungkin dilakukan secara keseluruhan karena membutuhkan biaya yang sangat besar. Kita sendiri di kecamatan selalu mengusulkan pembangunan batu pemecah gelombang, serta melibatkan partisipasi langsung masyarakat melakukan budidaya mangrove," jelas mantan Sekcam Bengkalis ini.(mcr)
 
 
 
 
 
 
Akses www.bingkairiau.com Via Mobile m.bingkairiau.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
BERGABUNG DI SINI
KABAR POPULER