Pekanbaru (Bingkai Riau) - SMAN 7 Pekanbaru memperingati Gelar Karya dan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sekaligus sempena HUT sekolah ke-38 Selasa (28/11/2023). Acara yang digelar di lapangan sekolah itu dibuka oleh Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Rita Daslena SPd.
Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Rita Daslena SPd menjelaskan, Gelar Karya ini merupakan projek penguatan profil pelajar pancasila di SMAN 7 Pekanbaru. "Saya merasa bangga dengan suksesnya gelaran karya P5 ini dan saya ingin mengucap terima kasih kepada semua pihak yang terlibat," jelas Rita.
Menurutnya, kegiatan itu merupakan implementasi dari Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P5 yang memang dicanangkan dalam kurikulum Merdeka. SMAN 7 Pekanbaru sudah melaksanakan implementasi kurikulum merdeka mandiri berubah.
"Salah satu pewujudan atau pelaksanaan kurikulum Merdeka adalah melalui kegiatan P5. Dimana hasilnya, siswa kini mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan bakatnya. Hal itu ditunjukkan dengan menghasilkan berbagai inovasi baru," ujarnya.
Rita menambahkan, dalam kegiatan Gelar Karya yang diikuti oleh siswa dan siswi SMAN 7 Pekanbaru, terdapat macam-macam karya yang mereka tampilkan. Seperti pertujukan seni dari masyarakat melayu, bazar kuliner masakan melayu, dan hasil karya siswa lainnya," tambah Rita.
Sejumlah unsur pun turut menghadiri acara tersebut, antara lain Camat Senapelan, Lurah Kampung Baru, Danramil, Babinsa, Babinkamtibmas, Kapolsek Senapelan, guru purna bakti, Pengawas Pembina, dewan pendidikan, LAM Riau, RT/RW dan Ketua Komite.
Ia menyampaikan, dalam P5 itu ada tujuh tema dan SMAN 7 Pekanbaru sudah menyelesaikan tiga tema yang sudah dijalankan. Yaitu, Kewirausahaan, Bhineka Tunggal Ika dan Demokrasi
Sementara itu pengawas pembina SMAN7 Pekanbaru Dra Emi Farida MPd menuturkan, proses pembelajaran akan terjadi jika ada interaksi atau hubungan antara siswa dan guru dalam pembelajaran. Peran guru dalam proses belajar mengajar tidak tergantikan dan sangat penting.
"Seorang guru dapat menanamkan sikap, nilai, dan praktik moral dan etika kepada siswa. sehingga menciptakan ekosistem pendidikan yang mendorong perkembangan siswa secara holistik dan proaktif," kata Emi.
Ia juga mengatakan, munculnya profil Pancasila bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada para siswa bahwa inilah NKRI. Yaitu bangsa yang memiliki dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
"Profil Pancasila memiliki enam komponen. Komponen pertama adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Masa Esa, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri," katanya.
Ia berharap, mudah mudahan ini juga menjadi bagian dalam rangka menciptakan diri yang lebih baik. Kemudian, komponen yang kedua yaitu berkebhinekaan global. Tidak hanya berjiwa Bhineka Tunggal Ika namun kita juga harus memiliki jiwa global.
Dalam profil pelajar pancasila kata Emi, juga harus ada bergotong royong. Dimana gotong royong ini juga menjadi warisan budaya Indonesia. Dalam profil pelajar Pancasila, para siswa juga harus mandiri dan bernalar kritis.
"Harus memiliki insting dan gambaran terhadap pikiran, lingkungan dan apa yang terjadi di sekitar kita. Selain itu, dalam profil pelajar pancasila, para siswa juga harus kreatif dalam memberikan ide-ide juga inovasi guna memajukan dunia pendidikan kedepannya," ucap Emi.
Emi berharap, Gelar Karya ini untuk melihat kreativitas anak anak di sekolah. "Semoga melalui kegiatan ini, dapat terlihat bahwa kurikulum merdeka memang menjadi langkah yang sangat baik dalam rangka perbaikan sekolah," harapnya. (ade)