Pekanbaru (Bingkai Riau) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau berupaya memetakan kendala dalam menurunkan prevalensi stunting di daerah itu, antara lain melalui kegiatan mini lokakarya untuk lima kecamatan dengan penyelenggara Kecamatan Marpoyan Damai.
"Pemetaan kendala dalam upaya menurunkan stunting itu berasal dari Kecamatan Bina Widya, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Lima Puluh dan Kecamatan Payung Sekaki serta Kecamatan Marpoyan Damai yang membutuhkan beragam solusi dan strategi sesuai dengan jenis kendala yang dialami," kata Kepala BKKBN Perwakilan Riau, Mardalena Wati Yulia di Pekanbaru.
Mardalena mengatakan, mini lokakarya digelar serentak secara nasional melibatkan tujuh provinsi di Tanah Air itu, dimaksudkan untuk melahirkan kebijakan seperti apa peran pemangku kepentingan dalam penanganan serta pencegahan stunting.
Ia menyebutkan, pencegahan stunting selain menyasar balita yang berpotensi tengkes juga upaya dari hulu, yakni memberikan pendampingan kepada calon pengantin (Catin) yang akan menikah dengan menyarankan mengikuti pemerikasaan Catin.
"Sebelum menikah Catin perempuan harus diukur berat badan, lingkar lengan atas, hb dan tinggi badan dan data mereka dimasukkan ke dalam aplikasi yang disebut Elsimil ( pencatatan Elektrornik Siap Nikah Siap Hamil ). Namun ini belum maksimal sehingga kita perlu meningkatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), sehingga Catin bsia terpantau," katanya.
Setelah dari Catin, katanya dalam upaya yang sama mencegah stunting berikutnya adalah menyasar ibu-ibu hamil untuk mendapatkan pendampingan, serta fokus pada anak stunting dengan memaksimalkan pemberian gizi yang baik bagi baduta.
Camat Marpoyan Damai Kota Pekanbaru Fauzan, kata Mardalena misalnya sudah membuat aplikasi penyediaan data anak- anak berisiko stunting. Terobosan ini patut dicontoh kecamatan lain.
"Pak Camat Marpoyan Damai sudah membuat aplikasi tersebut sehingga sasaran makin jelas dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah akan bisa berkolaborasi mengintervensi sasaran keluarga atau balita stunting," katanya.
Camat Marpoyan Fauzan mengatakan, ketika ada balita mengalami stunting maka pihaknya bersama Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, klinik, RT/RW dan Babinsa, Babinkamtibmas bergerak memberikan pendampingan. Selain itu pihak swasta seperti BRK Syariah, Pegadaian Area Pekanbaru memberikan bantuan perbaikan gizi bagi baduta dan ibu hamil berisiko melahirkan anak stunting.
"Di Kecamatan Marpoyan Damai memiliki dua Puskesmas, yakni Puskemas Garuda tercatat 15 anak stunting dan di Puskesmas Simpang tiga sebanyak 9 anak stunting berdasarkan pendataan Maret 2023 . Kita sudah melakukan intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting," katanya.
Karena itu katanya menambahkan, pihaknya melakukan pendataan meliputi dokumentasi kondisi rumah keluarga anak stunting, usia anak, pekerjaan orang tuanya, kondisi lingkungan, rumah tempat tinggal, dan kondisi kesejahteraan mereka. (juna)