Pekanbaru (Bingkai Riau) - Sejak pandemi virus corona atau Covid-19 melanda Indonesia, khususnya Kota Pekanbaru, sistem pembelajaran terpaksa berubah. Dari belajar secara tatap muka di sekolahan, menjadi belajar dari rumah melalui media online.
Sayangnya, sistem pembelajaran ini tak bisa dinikmati oleh sebagian siswa. Khususnya, siswa yang bertempat tinggal di pelosok. Hingga tidak memiliki fasilitas penunjang untuk mendapatkan materi melalui daring ataupun online. Seperti halnya yang terjadi di SMPN 36 Pekanbaru.
"Sekitar 50 persen siswa tidak bisa belajar di rumah, baik itu secara semi online maupun online. Hal itu dikarenakan ada siswa yang tidak memiliki HP android atau tidak mampu membeli paket kuota internet sebagai pendukung proses pembelajaran," ujar Kepala SMPN 36 Pekanbaru, Hj Hanniyah SPd.
Mengantisipasi hal tersebut, lanjut Hanniyah, sekolah pun mencari solusi terbaik agar anak yang bisa belajar secara online tetap bisa belajar di rumah. Salah satunya dengan metode pembelajaran luring.
"Jadi pada metode ini, guru memberikan materi pembelajaran beserta tugas kepda siswa melalui buku panduan pembelajaran. Nah, tugas dan materi ini dijemput siswa ke sekolah dan dikerjakan di rumah. Tentunya saat penjemputan tugas belajar anak harus didampingi orang tua dan mengutamakan protokol kesehatan," paparnya.
Tak hanya itu, Hanniyah menambahkan, pihaknya juga mewacanakan program Home Visit guru terhadap siswa. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran terhadap anak yang tidak memiliki HP android sebagai media pembelajaran online bisa semakin efektif. (ade)