Pekanbaru (Bingkai Riau) - Area perbukitan hutan tropis Bukit Suligi menarik bagi sejumlah pecinta alam yang hobi berpetualang. Pekikan Siamang dan suara hewan hutan yang bersahutan, sejuknya udara perbukitan, akan mendampingi perjalanan mereka. Inilah wajah baru Wisata Riau yang tengah naik daun.
Di ujung perjalanan, para pendaki tentu berharap dapat memandang awan dari Puncak Aliantan, puncak bukit yang berada pada ketinggian 812 meter dari permukaan laut itu. "Warga sering menyebutnya samudera awan," kata Koordinator komunitas sadar wisata The Care Taker, Saprizal, Ahad, 12 November 2017.
Hutan lindung Bukit Suligi berada di Desa Aliantan, Kecamatan Kabun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Provinsi Riau menetapkannya sebagai kawasan destinasi wisata baru dan dirancang bagi wisawatan minat khusus. Yakni, mereka yang siap melintasi jalan menanjak, menerabas semak belukar, dan perkebunan karet.
Butuh tenaga prima untuk mencapai puncak bukit. Lintasan yang dilalui terus menanjak. Waktu tempuhnya lebih kurang dua jam perjalanan. Pendakian disarankan dimulai pada sore hari, menginap, dan lalu menikmati hamparan awan keesokan harinya. Karena, "Fenomena samudera awan hanya terjadi pada pagi hari,” kata Koordinator My Trip My Adventure Riau, Agus Setyando.
Tak perlu khawatir kemalaman di perjalanan. Pada pertengahan bukit terdapat area yang cukup datar, tempat yang bisa dipakai berkemah.
Pendaki bisa melanjutkan perjalanan menjelang matahari terbit, perjalanan. Kali ini perjalanan cukup menantang, karena menempuh medan dengan kemiringan 85 derajat. Bahkan di rute ini dibutuhkan bantuan seutas tali. Ini memang tantangan terberat untuk mencapai puncak.
Dan itu sebanding. Begitu tiba dipuncak tertinggi, terhidanglah panorama menakjubkan itu. Serakan awan bagai kipas halus tersuguhkan sejauh mata memandang. Menikmati ini, kelelahan akibat perjalanan terbayar sudah.
Selama pendakian, pengunjung terus didampingi komunitas The Care Taker, pendamping khusus wisatawan ke Puncak Aliantan.
Wisata alam puncak Aliantan mulai diperkenalkan sejak 2016. Pemuda setempat bersama aparatur desa mengeksplorasi kawasan perbukitan. Mereka berupaya menggarap potensi wisata, dan membentuk komunitas sadar wisata The Care Taker.
Sejak itu, puncak Aliantan dengan samudera awannya tersebar luas di media sosial. Menularkan pada masyarakat Riau untuk mencobanya. "Saat ini tercatat sudah ada 2000 pengunjung ke puncak Aliantan," kata Agus.
Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman mengapresiasi upaya memajukan potensi wisata Bukit Suligi. Fahmizal mendukung Puncak Aliantan sebagai destinasi wisata baru di Riau. Selain keindahan alam, kata dia, warga Desa Aliantan dikenal ramah pada pengunjung.
"Ini sebuah wisata baru yang coba kami eksplorasi, dan semoga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Keindahan alam sangat ditawarkan di sini, spot-spotnya sangat bagus untuk fotografi," kata dia.
Meski kaya potensi wisata, Bukit Suligi sangat rentan rusak oleh orang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar serta alih fungsi hutan menjadi perkebunan, adalah ancaman bagi Puncak Aliantan. "Kami terus mendorong dan kampanyekan pelestarian lingkungan, agar lingkungan terjaga dan dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan," kata Fahmizal.
Bukit Suligi tak hanya menawarkan indahnya pemandangan alam dari Puncak Aliantan. Ada sebelas air terjun dan sebelas goa di sekitar kawasan bukit. Satu diantaranya Goa Garuda. Dinding goa Garuda terdapat ukiran batu berbentuk burung garuda, konon goa tempat persembunyian pejuang. “Kami sangat mengharapkan dukungan pemerintah,” kata Kepala Desa Aliantan, Rois Zakaria.
Sumber: TEMPO.CO