• Follow Us On : 

Survei: Elektabilitas Jokowi Teratas tapi Belum Aman

Survei: Elektabilitas Jokowi Teratas tapi Belum Aman Presiden RI, Jokowi. (VIVA.co.id)
Senin, 18 Desember 2017 - 16:59:53 WIB
Jakarta (Bingkai Riau) - Lembaga survei Polmark Indonesia merilis hasil survei nasional, terkait Pemilihan Legislatif 2019 dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang, Senin 18 Desember 2017. 
 
Berdasarkan survei, jika Pilpres 2019 dilakukan hari ini, dengan menggunakan alat bantu berupa daftar nama dan gambat kandidat, elektabilitas Presiden Joko Widodo ada di urutan pertama dengan suara 50,2 persen. Disusul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dengan suara 22 persen.
 
Meski elektabilitas Jokowi masih di posisi teratas, tetapi pemilih yang telah mantap memilih Jokowi baru 30,5 persen. Di bawah Jokowi, Prabowo membayangi dengan memiliki pemilih yang telah mantap sekitar 9,9 persen. 
 
"Sekali pun elektabilitas Jokowi sudah mencapai 50,2 persen, ternyata pemilih mantapnya baru 30,5 persen. Jumlah pemilih mantap Prabowo, bahkan masih sangat terbatas 9,9 persen," ujar CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.
 
Ia menyebutkan, Jokowi belum berada dalam zona aman. Bahkan, dia menilai, jika melihat hasil survei yang telah dilakukan, bukan tak mungkin akan ada peluang bagi kuda hitam atau kandidat alternatif.
 
"Elektabilitas pemilih belum mantap Jokowi 50,2 persen dan Prabowo 22 persen, karena itu belum ada yang di zona aman. Dari hal ini indikasi dua hal, pertama Jokowi belum aman, kedua Ini masih membuka pintu bagi mereka si kuda hitam," katanya.
 
Di bawah mereka, ada nama Direktur The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono memiliki elektabilitas 4,8 persen suara dengan pemilih mantap sekitar 2,4 persen suara. 
 
Kemudian, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan 4,5 persen suara dengan pemilih mantap dua persen suara,  mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan dua persen elektabilitas dan memiliki pemilih mantap 1,1 persen suara.
 
Dia menjelaskan, semua survei yang telah dilakukan itu masih sangat cair. Sebab, lebih dari separuh jumlah pemilih di Indonesia masih bisa berubah pilihannya. 
 
"Ini mengindikasikan dua hal sekaligus, Jokowi belum ada dalam zona aman keterpilihan dan pintu bagi kemungkinan munculnya kandidat alternatif masih terbuka," ujarnya.
 
Sumber: VIVA.co.id
 
 
 
 
 
Akses www.bingkairiau.com Via Mobile m.bingkairiau.com
TULIS KOMENTAR
BERITA TERKAIT
BERITA LAINNYA
BERGABUNG DI SINI
KABAR POPULER