Implementasi Mulok BMR Melalui Bilik Melayu Lindung Bulan SMAN 7 Pekanbaru

Pekanbaru (Bingkai Riau) - Guna mengimplementasikan muatan lokal (Mulok) Budaya Melayu Riau (BMR), SMAN 7 Pekanbaru memiliki sebuah ruang khusus berupa Bilik Melayu Lintang Bulan. Selain untuk memperkenalkan budaya melayu Riau, Mulok merupakan satu hal yang penting harus  dikembangkan oleh satuan pendidikan.
 
Menurut Kepala SMAN 7 Pekanbaru Hj Nurhafni MPd, Mulok merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. 
 
"Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Mulok juga dapat dikembangkan dari hasil analisis situasi dan kebutuhan serta penentuan aspek khusus dalam tahapan penyusunan KTSP," jelas Nurhafni.
 
Nurhafni mengatakan, saat ini SMAN 7 Pekanbaru sudah bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau serta akan bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu (LAM). 
 
"Bilik Melayu Lindung Bulan adalah sebuah ruangan atau laboratorium pembelajaran, untuk memperkenalkan Budaya Melayu Riau. Dimana, dalam bilik tersebut menyimpan buku-buku tentang sejarah Melayu Riau, miniatur pengantin melayu atau semua hal yang berkaitan dengan melayu Riau. Jadi, setiap pembelajaran melayu, anak-anak akan mempraktekkannya di bilik melayu tersebut," katanya.
 
Ditambahkannya, bilik ini juga sebagai sumber pembelajaran, penumbuhan budi pekerti dan penguatan pendidikan karakter. Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan pendidikan, salah satunya Budaya Melayu Riau.
 
"Muatan lokal Budaya Melayu ini diharapkan memenuhi keinginan pokok berkaitan dengan pencapaian visi Riau 2020 di bidang kebudayaan itu. Diantaranya, dapat memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan daya saing peserta didik," tambah Nurhafni.
 
Kemudian, lanjutnya, diharapkan buku ini dapat diterapkan pada Muatan Lokal dan dilanjutkan dengan penyusunan buku pegangan guru dan siswa. "Lalu, materi buku tersebut menjadi bukti tekstual tentang kekayaan khasanah budaya Melayu di Riau," ungkapnya. 
 
Lebih jauh disampaikan Nurhafni, selain hal diatas, buku ini juga dapat memberi pemahaman awal yang tentu saja masih bersifat umum tentang butir-butir karya budaya Melayu Riau, tempat karya-karya bertapak dan berkembang, serta pelaku-pelaku (baik individu maupun komunitas) yang memangku tradisi itu dari zaman ke zaman. (ade)