Siswa dan guru antusias menggalakkan program GLS (ist)

Dorong Budaya GLS, SMAN 7 Pekanbaru Bentuk Tim Literasi

Pekanbaru (Bingkai Riau) - SMAN 7 Pekanbaru membentuk tim literasi yang berang­gotakan guru dan siswa. Tim literasi tersebut bertugas mendorong budaya gerakan literasi sekolah (GLS) tumbuh di SMAN 7.
 
Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Hj Nurhafni MPd menyebutkan, pembentukan tim literasi tersebut menjadi salah satu bagian dari upaya penggalakan literasi di sekolah yang kini sedang digaungkan. Literasi harus menjadi satu budaya di lingkungan pendidikan. untuk percepatan target itu, SMAN 7 Pekanbaru mem­bentuk tim literasi dari kalangan guru dan siswa
 
"SMAN 7 Pekanbaru telah menyusun program literasi dengan 15 menit membaca sebelum pelajaran di kelas di mulai, seluruh siswa wajib membaca buku. Dampaknya positif, Anak-anak kini lebih senang membaca. Dalam membumikan gerakan literasi sekolah SMAN 7 pekanbaru melaksanakan berbagai kegiatan, selain 15 menit membaca bekerjasama dengan perpustakaan arsip Provinsi Riau, juga sedang mempersiapkan taman literasi, dimana disiapkan buku-buku yang bergantung di pohon-pohon," kata Nurhafni.
 
Nurhafni menjelaskan budaya literasi penting ditanamkan kepada peserta didik, karena membaca dan menulis merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi.
 
"Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Selain untuk meningkatkan budaya membaca, membaca merupakan awal dari ilmu pengetahuan. Jika sering membaca maka kita tahu segala hal. Bagi siswa kalau rajin membaca akan pandai dan aktif," jelasnya.
 
Menurutnya tujuan kegiatan pembiasaan membaca itu itu adalah untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti, selain untuk membuka cakrawala dan memperluas wawasan untuk memahami lebih luas tentang dunia. Kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai, diartikan sebagai upaya pemahaman literasi bahasa. 
 
"Kita harus berinovasi tiada henti untuk membentuk generasi bangsa yang berkarakter dan berakhlak mulia, menumbuhkan minta baca, sehingga peserta didik cinta membaca. Dengan banyak membaca, ilmu siswa akan bertambah karena buku adalah jendela dunia. Tidak hanya wajib membaca namun para siswa juga bisa menuangkan ide dan gagasan terkait apa yang dibacanya," tambah Nurhafni.
 
Nurhafni juga mengucapkan terimakasih kepada guru, Osis, tim literasi dan orang tua siswa yg berkomitmen dan membantu kegiatan literasi. Khususnya kepada Wakil Kurikulum dan guru tim literasi, karena dengan kebersamaan ini tentunya menjadikan sekolah yang literasi dan menjadi sahabat keluarga.
 
"Kita hanya mengingatkan para siswa yang tergabung dalam tim literasi haruslah orang-orang yang memiliki minat baca dan menulis yang lebih baik dari siswa lain di sekolah. Sebab mereka bertugas untuk mendorong siswa lain agar lebih banyak membaca dan me­nulis," pungkasnya.
 
Lebih jauh disampaikannya, literasi harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat karena merupakan hak setiap orang untuk belajar sepanjang hayat. "Dengan meningkatkan kemampuan literasi masing-masing individu diharapkan dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup baik itu secara individu, keluarga maupun dalam masyarakat," harapnya.
 
Penulis: Ade