Pekanbaru (Bingkai Riau) - Jogo Negoro, salah seorang tenaga satuan pengamanan (Satpam) di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, diduga kurang waras. Meski begitu, Disdik tetap mempekerjakan oknum Satpam tersebut.
"Saya heran, Satpam seperti itu kok dipekerjakan Disdik. Coba lihat, dia teriak sana-sini, bahkan sering membentak-bentak pengunjung yang berurusan ke dinas," kata salah seorang guru saat ditemui di Disdik Pekanbaru.
Menurut dia, sikap yang dipertontonkan oleh oknum Satpam itu dinilai kurang pantas. Sebab, standarisasi seorang tenaga Satpam yang profesional itu bukan membuat resah pengunjung, tapi justru membantu memberikan informasi kepada warga yang membutuhkannya.
"Kalau hanya membentak orang, marah-marah kepada pengunjung, itu tak profesional namanya. Kayak orang tidak waras kesannya," ujar guru itu lagi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal MPd saat dikonfirmasi Bingkai Riau membenarkan jika ada salah satu pegawai pengamanan kantor yang kurang waras. Namun Kadis beralasan kasihan kepada istri dan anaknya jika dipecat, nanti dapat nafkah darimana.
"Kita mengingat keluarganya saja kalau kita pecat dia (Jogo, red). Selama kami disini tidak pernah ganggu kan, tanya staf lainnya. Kalau besar-besar suara alias teriak sana sini kan sudah biasa, kalian juga tahu itu. Jadi kita saja yang mengalah, jangan malah dilawan. Klw dilawan, sama kita dengan dia tu" kata Jamal kepada beberapa awak media, Rabu (09/08/2017) di kantornya.
Sebelumnya jogo juga pernah menjadi satpam di SMPN 32 Pekanbaru, namun dipecat oleh kepala sekolah. Pasalnya, Jogo diduga membuat keributan di sekolah itu. Tetapi, ntah karena takut atau kasihan, pihak dinas mempekerjakannya sebagai satpam di Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
"Ya mau gimana lagi, daripada dia (jogo, red) buat keributan di luar mending kita tarik untuk bekerja disini. Lebih ada manfaatny dan istri serta anaknya juga bisa makan," ungkap Jamal.
Hal ini sangat disayangkan, di lingkungan dinas pendidikan ada pegawai yang tidak punya etika bahkan kurang waras tapi bisa diterima bekerja.
Sementara dinas pendidikan lebih identik dengan etika dan tata krama yang tinggi serta sebagai panutan bagi masyarakat banyak. Akan tetapi jika ada hal seperti ini, apakah tidak akan mencoreng nama baik dunia pendidikan?
Penulis: ade