Kamis, 16 Maret 2023 - 19:29:21 WIB
Pekanbaru (Bingkai Riau) - Diketahui angka Prevalensi Stunting di Kota Pekanbaru berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Tahun 2022 yaitu 16,8 persen mengalami kenaikan dari Tahun 2021 yaitu 11,4 persen.
BKKBN terus melakukan upaya untuk dapat menurunkan angka stunting ini, salah satunya melalui Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Pemerintah Kota Pekanbaru laksanakan Pengukuhan BAAS dengan tema "Pekanbaru Bergerak Pekanbaru Peduli Stunting".
Pada kesempatan ini Pj. Walikota Pekanbaru Muflihun, S.STP., M.AP dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se Kota Pekanbaru dikukuhkan menjadi BAAS yang bertempat di Ballroom Gedung Utama Lt. 6 Kantor Walikota Pekanbaru Komplek Perkantoran Tenayan Raya pada Jum’at, 10 Maret 2023.
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN RI Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd menyampaikan pesan Kepala BKKBN RI yaitu mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Pekanbaru dalam penurunan stunting, dan yakin angka stunting bisa diturunkan melebihi target nasional.
“Kami menyambut baik kegiatan pada hari ini dan mengapresiasi selamat kepada Pj. Walikota Pekanbaru beserta seluruh jajarannya yang pada hari ini mewakafkan diri sebagai Bapak Asuh Anak Stunting sebagai bukti kegotong-royongan kita dalam rangka menurunkan prevalensi stunting yang ada di Kota Pekanbaru, dan kami juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Pekanbaru karena pada hari ini sebagaimana kita saksikan bersama APBD murni Kota Pekanbaru diberikan kepada para KB pelopor Pembangunan Keluarga PPKBD, Sub PPKBD dan Kelompok KB, ini luar biasa”, ungkap Deputi ADPIN.
Deputi ADPIN menambahkan, hari ini pemerintah memenuhi kewajibannya, oleh karena itu penerima dalam hal ini kader-kader KB pelopor Pembangunan Keluarga melaksanakan kewajibannya juga yaitu ikut secara aktif mendampingi keluarga-keluarga dengan baik memberikan pendampingan, fasilitasi termasuk memberikan edukasi kepada keluarga terkait dengan perwujudan keluarga berkualitas termasuk didalamnya bagaimana mencegah jangan sampai menambah prevalensi stunting di Kota Pekanbaru, dan tentu kader tidak akan bisa berjalan dengan baik dan optimal tanpa didampingi oleh Penyuluh Keluarga Berencana di Kota Pekanbaru.
“Upaya menurunkan angka prevalensi stunting, ada tiga sasaran kunci yang harus dilakukan pertama yaitu kepada calon pengantin sudah disepakati pemerintah bersama Kementerian Agama dan BKKBN untuk memberikan edukasi dan pemeriksaan sebelum menikah sehingga calon pengantin ini tidak hanya siap nikah tetapi juga siap hamil oleh karena itu para kader mengingatkan kepada calon pengantin yang ingin menikah agar merekam di aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil), yang kedua yaitu ibu-ibu yang saat ini sedang hamil pastikan dapat diperiksakan dengan baik, hadir di posyandu, memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali untuk memastikan bahwa ibu yang hamil berada dalam kondisi yang sehat, lalu yang ketiga yaitu ibu-ibu yang saat ini sedang menyusui dan juga memiliki balita dibawah dua tahun karena pada usia ini adalah usia yang sangat menentukan apakah nanti masuk tahun ketiga balita ini masuk stunting atau tidak, oleh sebab itu semoga SSGI 2023 Kota Pekanbaru jauh akan turun dari angka 16, 8 persen," tutup Deputi ADPIN.
Pj. Walikota Pekanbaru mengatakan, BAAS dilaunching sebagai implementasi dari antusias atas atensi Presiden RI Joko Widodo dalam upaya penurunan angka stunting di Kota Pekanbaru.
"Kita punya komitmen, bagaimana stunting di Pekanbaru bisa terus menurun dari hari ke hari. Hari ini ada 318 anak stunting di Pekanbaru," ujar Muflihun usai pengukuhan.
Ia berharap agar kepada seluruh elemen dapat terus mengawasi lingkungan masing-masing, dan laporkan ke OPD maupun pihak terkait jika menemukan anak stunting agar bisa dilakukan penanganan dengan tepat.
"Jangan sampai angka stunting terus bertambah. Segera laporkan ke OPD pengampu jika menemukan anak stunting di lingkungan untuk dilakukan penanganan," ungkapnya.
Muflihun berkomitmen bagaimana stunting ini bisa hilang. Karena stunting ini sebagai salah satu bentuk kelainan pada anak. Pada 1000 hari pertama kehidupan anak bisa tumbuh, dan mungkin belum sempurna.
"Kami berupaya agar stunting di Pekanbaru tahun 2024 bisa dibawah 10 persen. Kami harapkan kolaborasi dengan semua pihak untuk mewujudkan Pekanbaru bebas stunting," ulasnya.
Ia juga berharap kedepan dapat menyentuh swasta untuk CSR bagaimana bisa menjadi Bapak Asuh Anak Stunting, sehingga tidak ada anak stunting lagi.
Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan Pelantikan Pengurus Forum Genre tahun 2023/2024 Kota Pekanbaru dilantik langsung oleh Pj. Walikota Pekanbaru.
Muflihun berharap Genre sentuh mahasiswa untuk memberikan edukasi terkait pencegahan pernikahan dini.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si yang hadir pada kesempatan tersebut pengukuhan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting ini memperlihatkan komitmen Pj Walikota dalam percepatan penurunan stunting.
"Sehingga apa yang diharapkan Pekanbaru bergerak bersama peduli stunting insya allah bisa terwujud", ujar Mardalena.
Mardalena mengatakan untuk daerah di Kabupaten/Kota di Riau juga sudah bergerak. "Kita harapkan dengan adanya ini apa yang kita harapkan yaitu percepatan penurunan stunting bisa terlaksana", harapnya.
Dilanjutkan dengan Penyerahan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang KB Tahun Anggaran 2023 Kota Pekanbaru sebesar Rp. 5.927.776.000, pemberian bantuan kepada keluarga beresiko stunting dan penyerahan secara simbolis insentif kepada PPKBD, Sub PPKBD, dan Kelompok KB se kota Pekanbaru. (juna)