Pekanbaru (Bingkai Riau) - Dalam rangka percepatan penurunan stunting, BKKBN melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko stunting melalui Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK dan Kader KB di setiap desa.
Upaya untuk peningkatan kapasitas tim pendamping keluarga dalam mendampingi keluarga beresiko stunting, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau melaksanakan Orientasi Peningkatan Kapasitas Pendamping Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan Tentang Stunting Provinsi Riau pada tanggal 16 s.d 17 Maret 2023 bertempat di Hotel Grand Central Pekanbaru.
Mengawali kegiatan ini, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra. Mardalena Wati Yulia, M.Si menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Riau, karena baru saja telah dilaksanakan penandatanganan MoU antara Perwakilan BKKBN Riau dengan PERSI Wilayah Riau dengan harapan adanya sinergi dalam mendukung Program Bangga Kencana, terutama dalam rangka peningkatan Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP).
Sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, ada sebelas intervensi yang harus kita lakukan, diantara sebelas itu, salah satunya adalah Peningkatan KBPP. Untuk meningkatkan KBPP maka perlu penguatan pada rumah sakit.
Melalui Ketua PERSI diharapkan nanti seluruh rumah sakit yang melakukan pelayanan KB teregister di New SIGA, pelayanan KB dengan menggunakan Dana BOKB bisa terealisasi (pelayanan interval khususnya MOW).
"Semoga sinergi kita ini dalam rangka peningkatan kesertaan ber-KB, peningkatan mCPR, dan penurunan unmet need di Provinsi Riau akan bisa diwujudkan bersama-sama", ucap Mardalena.
Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader KB dan Kader PKK sangat berarti dan sangat berkontribusi terutama dalam mendampingi keluarga beresiko stunting.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Provinsi Riau turun dari 22,3 persen menjadi 17 persen. Hal ini tentu saja berkat kerjasama dan kerja keras tim pendamping keluarga.
Tugas TPK adalah mendampingi keluarga beresiko stunting mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan baduta.
"Kami harapkan melalui orientasi ini TPK dapat mendampingi keluarga secara optimal, karena pada kesempatan ini telah diundang para pakar mulai dari dokter spesialis anak, spesialis obgyn dan ahli gizi, selain itu juga diharapakan pelaporan pendampingan akan lebih baik", tutup Mardalena.
Materi yang disampaikan pada orientasi ini yaitu Kenali, Cegah Stunting dalam Masa Kehamilan oleh Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Provinsi Riau dr. Hendri, Sp.OG Kenali, Cegah Stunting dalam Masa Kehamilan, Sukses ASI Ekslusif untuk Pencegahan Stunting oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Riau dr. Eka, Sp.A, MPASI, Pentingkah Untuk Pencegahan Stunting) oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Provinsi Riau Wanda Lasepa, S.Gz, M.Gizi. Menjalin Komunikasi untuk Sukses Mencegah Stunting oleh Michiko, S.Ikom, Penggunaan Elsimil untuk Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan oleh Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Irwanto, S.Kom, M.Si.
Pada kesempatan ini juga dilakukan Penandatangan MoU antara Perwakilan BKKBN Provinsi Riau dengan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Riau.
Orientasi ini dihadiri juga oleh Ketua Perkadis Provinsi Riau, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau dan Tim Pendamping Keluarga di kabupaten/kota se Provinsi Riau. (juna)