Pekanbaru (Bingkairiau.com) - Permasalahan generasi adalah permasalahan yang paling serius dalam kehidupan. Kelanjutan sebuah masyarakat dan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas generasi mendatang. Bila kuat generasi maka kuatlah masa depan suatu masyarakat dan bangsa. Namun bila lemah generasi, maka lemahlah masa depan masyarakat atau bangsa tersebut.
Mencermati permasalahan tersebut, maka Kampung KB Tunas Harapan, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tuah Madani-Pekanbaru menyelenggraakan acara kajian integratif tentang pencegahan stanting dalam pandnagan Islam. Dalam acara tersebut dihadirkan tokoh akdemisi bidang Psikologi Islam Umri, Dr. Santoso, S.S., M.Si. Dalam kajiannya Dr. Santoso menjelaskan, bahwa dasar dari prinsip pola asuh dalam islam adalah kecemasan terhadap masa depan generasi. Hal ini dijelaskan secara tegas oleh Allah dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 9. Dalam ayat tersebut dijelaskan juga bahwa kekawatiran terhadap generasi merupakan sebagian dari tanda ketaqwaan seseorang.
Atas dasar kekhawatiran tersebut, maka orangtua harus senantiasa berupaya mempersiapkan pengasuhan dan pendidikan kepada anak. Kekahwatiran tersebut menjadi energy utama yang mampu menumbukkan rasa tanggung jawab terhadap upaya mempersiapkan generasi mendatang. Orientasi dari pengasuhan dan pendidikan adalah ketangguhan generasi yang siap untuk menghadapi seluruh tantangan hidupnya.
Untuk mendapatkan generasi yang unggul, lanjut Dr. Santoso harus dimulai dari aspek yang sederhana namun esensial, yaitu komunikasi. Komunikasi adalah sebuah proses yang memiliki fungsi multi fundamental. Proses komunikasi pada masa kanak-kanak berpengaruh signifikan terhadap kepribadian seseorang hingga dewasa.
Ketua Pengerak Kampung KB Tunas Harapan sekaligus Lurah Air Puti, Zubair Yahya, S.Pd. menjelaskan bahwa, Gerakan Kampung KB ini sangat membatu masyarakat dalam pencegahan dan penurunan angka kelahiran stanting. Gerakan ini diperkuat Kelompok remaja yang tergabung dalam PIK-Remaja ( Pusat Informasi Kesehatan Remaja ) Tunas Harapan.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Kabid K-3 Ibu Indah Rasuta dan Kasi Advokasi, Ibu Erni Setyawati dari Dinas Pengendalian Penduduk dan KB. Peserta acara adalah anggota penggerak Kampung KB yang terdiri dari Ibu-ibu, kaum remaja sebanyak 47 orang. (red)