foto bersama

TIM PENGABDIAN UMRI DISEMINASIKAN TEKNOLOGI PENGERING UBI KAYU

 
 
 
PEKANBARU (Bingkairiau.com) - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Muhammadiyah Riau tahun 2021 diseminasikan teknologi alat pengering ubi kayu berbahan bakar biomassa kepada petani ubi kayu di Sungaisibam, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (30/12/2021). 
 
Kegiatan diseminasi ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan UMRI melalui Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah. Sebelumnya juga telah diadakan Workshop Digital Marketing pada Sabtu (11/09/2021) guna memberikan pelatihan bagi kelompok Tani untuk meningkatkan penjualan di masa pandemi covid-19 saat ini.
 
Ketua Tim PKM UMRI, Raja Widya Novchi,S.I.Kom.,M.Soc.Sc menjelaskan produk teknologi dehidrator ubi kayu merupakan hasil observasi pada saat ia dulu menjadi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kuliah Kerja Nyata (KKN). Berawal dari permasalahan yang ada di lapangan terkait dengan banyaknya bahan baku ubi kayu tapi terkendala dengan pemasaran dan pengolahan akhirnya memunculkan sebuah ide untuk membuat sebuah teknologi yang diperuntukkan bagi petani ubi kayu. Tujuannya adalah memberikan kemudahan bagi para petani ubi kayu dalam mengeringkan hasil produk pertaniannya berupa gaplek atau pakan ternak serta membantu para petani untuk lebih kreatif lagi memasarkan produknya di era serba digital saat ini.
 
“Selama ini, petani ubi kayu. harus mengeringkan pinang mengandalkan terik cahaya matahari. Pengeringan melalui terik cahaya matahari membutuhkan waktu tiga-tujuh hari. Itupun jika tidak hujan. Bila hujan, maka proses pengeringannya akan semakin lama. Kondisi ini tentu akan membuat lambatnya proses kerja petani ubi kayu. Oleh karena itu, kita memberikan solusi melalui produk inovatif kepada petani untuk mengeringkan pinang dalam jangka waktu 1 jam dengan suhu yang bisa diatur,” jelas Raja.
 
Muhammad Irfan Silaban selaku Ketua Kelompok Tani Beringin Kayu mengungkapkan, “Kami dulu pernah meminta bantuan kepada beliau (Ibu Raja Widya Novchi) untuk membantu menyelesaikan permasalahan kami. Sebelum adanya teknologi ini, kelompok tani kami masih mengandalkan cahaya matahari untuk proses pengeringan ubi yang sudah dicincang. Tentunya ini akan memerlukan waktu yang cukup lama, apabila cuaca kurang mendukung dalam proses pengeringan dan jika dalam kurung waktu seminggu tidak kering maksimal maka akan muncul jamur dan pastinya mengakibatkan kerugian yang besar bagi para petani yang ada. Setelah hadirnya alat dehidrator ini kini kami hanya perlu waktu 1 jam saja untuk mengeringkan ubi kayu tanpa bergantung pada cuaca”, ungkapnya
 
Dalam kegiatan diseminasi ini juga dilakukan workshop penggunaan alat dehidrator yang dibimbing oleh Sunaryo guna memberikan pemahaman dan pendampingan tentang operasional penggunaan alat kepada petani ubi kayu kelompok beringin makmur. 
 
Lebih lanjut, teknologi dehidrator berbahan bakar biomassa yang diseminasikan kepada petani ubi kayu di Sungaisibam dapat mengeringkan ubi kayu dengan kapasitas maksimal 1 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan pinang hanya 1 jam saja. Ini artinya, teknologi dehidrator mampu membantu mengeringkan ubi kayu dalam jangka waktu lebih cepat ungkap Sunaryo selaku pemateri yang didampingi Anggota Tim Pengabdian Khusnul Hanafi dan Rayusman Abdullah.
Alat ini sangat membantu proses kerja petani dalam mengeringkan pinang yang sudah dipanen. Jika proses pengeringan lebih cepat maka petani akan lebih cepat menjual pinangnya ke pasaran,” Raja berharap, dengan dilakukannya diseminasi alat teknologi dehidrator ubi kayu berbahan bakar biomassa ini kepada petani dapat mempercepat proses pengolahan produk hasil pertanian mereka. Sehingga para petani bisa menjual produk pertaniannya dalam jangka waktu lebih cepat ke pasaran dan tentunya tidak lagi mengandalkan cahaya matahari.
“Dengan demikian, akan berdampak terhadap perolehan pendapatan petani dan kesejahteraan hidup mereka,” tutup Raja.