SMPN 42 Pekanbaru Ditunjuk Sebagai Sekolah Binaan LPMP Untuk SPMI

Pekanbaru (Bingkai Riau) - SMPN 42 Pekanbaru ditunjuk menjadi sekolah binaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). SPMI adalah program Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 

 

Menurut Kepala SMPN 42 Pekanbaru Hj Misrawati SPd MM, LPMP memilih beberapa sekolah tingkat SD, SMP dan SMA untuk menjadi sekolah model pengembangan. SMPN 42 Pekanbaru ditunjuk karena telah menjalankan 8 program standar sekolah.

 

"Kami dipilih sebagai salah satu contoh sekolah binaan karena kami memenuhi syarat telah melaksanakan 8 standar isi. Kita juga komit melaksanakan itu dengan baik. Sehingga ujungnya nanti kita mencapai output keluaran siswa yang bermutu dan kami berharap bisa mencapai peningkatan mutu yang diharapkan," ujar Misrawati.

 

Dijelaskannya, untuk sekolah mitra atau sekolah imbas dari SMPN 42 Pekanbaru terdiri dari lima sekolah yaitu SMPN 45 Pekanbaru, SMP IT Aziziyah, SMP IT Badrul Islam, SMP IT Raudhatul Rahmah dan SMP Plus Terpadu. Sementara, maksud dan tujuan kegiatan SPMI untuk menghasilkan kesamaan pemahaman persepsi seluruh pemangku kepentingan tentang pelaksanaan SPMI di sekolah binaan dan imbas.

 

"Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di sekolah harus dilakukan seluruh anggota sekolah yaitu kepala sekolah, guru, siswa dan staf sekolah sesuai tugasnya masing-masing. Target capaian jangka panjangnya adalah sekolah binaan yang telah dipilih mampu melaksanakan siklus pemenuhan mutu pendidikan internal secara mandiri," jelasnya.

 

Misrawati menambahkan, SMPN 42 Pekanbaru yang ditunjuk sudah siap secara fisik dan dokumentasi dan untuk kerjasama dengan stakholder, juga warga sekolah, lingkungan sekolah, Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru. 

 

Lebih lanjut disampaikannya, bahwa dalam masalah sosialisasi pada sekolah imbas, sekolah induk wajib mengadakan dan mengundang sekolah imbas, jadi mereka mendengarkan agar paham apa itu sekolah SPMI.

 

"Ada 5 tahapan dalam SPMI ini dimulai dari hasil evaluasi diri sekolah mana yang paling lemah, kemudian mulai pemetaan mutu, perencanaan tindak lanjut, monitoring dan evaluasi (monev) dan peningkatan standar, begitu terus polanya. Harapannya dengan adanya SPMI ini akan ada peningkatan yang lebih baik lagi," pungkasnya (ade)