Rabu, 21 Agustus 2019 - 13:21:56 WIB
Pekanbaru (Bingkai Riau) - Guna mensukseskan program sekolah kewirausahaan (SKU), SMAN 7 Pekanbaru mengunjungi salah satu tempat tenun khas Melayu Riau Tenun Wan Fitri yang beralamat di Jalan Kayu Manis Kelurahan Tampan, Kota Pekanbaru.
Kepala SMAN 7 Pekanbaru, Dr Hj Nurhafni MPd menjelaskan, saat disana, pelajar berkesempatan berdiskusi dengan beberapa penenun yakni Winda dan Rosna. Winda adalah seorang penenun yang paling muda dengan usia 22 tahun. "Ia (Winda, red) sudah 3 bulan bekerja di Tenun Wan Fitri dan ia belajar menenun hanya 1 bulan. Motif yang dibuat Winda adalah motif tampuk manggis," jelas Nurhafni.
Sedangkan Rosna, lanjut Nurhafni, merupakan pembuat motif Pucuk Rebung. Dimana, proses pembuatan motif pucuk rebung ini paling lama seminggu dan paling cepat 4 hari. Dan ia telah menjadi penenun selama 5 tahun.
"Ada beberapa bahan dan motif yang digunakan dalam proses pembuatan tenunan, yaitu bahan dari benang katun (warna putih), benang emas, dan alat buat menenun, kemudian motif yang sering digunakan yakni motif wajib, siko keluang, tampuk manggis, dan pucuk rebung," ujarnya.
Nurhafni menambahkan, nama alat yang digunakan untuk menenun adalah plantak yang terbuat dari kayu. Hasil dari tenunan ini bisa dijadikan kain songket, syhal, tanjak, kotak tisu, bantal, sendal yang bermotif batik, dan masih banyak lagi.
"Setelah puas mengelilingi Tenun Wan Fitri, para peserta didik melanjutkan studi lapangannya ke Ratu Paksi. Di sana, para pelajar melihat cara pembuatan pernak pernik yang dihasilkan oleh karyawan ratu Paksi. Hasil kerajinannya berupa lampion yang terbuat dari benang, bunga dari goni, menghias toples, dan masih banyak lagi," tambah Nurhafni.
Menurutnya, SMAN 7 telah bekerjasama dengan pemilik Ratu Paksi untuk mengajarkan siswa siswi SMAN 7 Pekanbaru untuk menghasilkan suatu kerajinan yang bisa bernilai harga jual. Tak hanya sampai di situ, pelajar melanjutkan perjalanan ke tempat pembuatan barang-barang dari rotan.
"Di sana mereka belajar cara membuat piring dari rotan, pembuatan keranjang buah, hulahub, keranjang, dan masih banyak lagi," ungkapnya.
Lebih jauh Nurhafni mengatakan, bahwa ia menginginkan seluruh pelajar SMAN 7 Pekanbaru bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Bukan tanpa sebab, SMAN 7 telah memiliki sebuah program yaitu program kewirausahaan.
"Oleh sebab itu, siswa dan siswi SMAN 7 ditempa memiliki jiwa interpreneur yang tinggi dengan menghasilkan karya yang bisa dijual dan dipromosikan di khalayak ramai," pungkasnya. (rls)