Dr Evizal ST MT (hms)

Teknik Sipil UIR Gelar Konferensi Nasional Infrastruktur Cerdas dan Berkelanjutan

Pekanbaru (Bingkai Riau) - Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik UIR menggelar Konferensi Nasional Teknik Sipil dan Perencanaan II (KNTSP-II) Tahun 2018 di Aula Pascasarjana Universitas Islam Riau, Rabu (07/10/2018).
 
Temu ilmiah yang akan dibuka Rektor UIR Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L itu menghadirkan sejumlah nara sumber.  Yakni Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Dr. Ir. Suarief Burhanuddin, M.Eng, Guru Besar Prodi Teknik Sipil UIR Prof. Dr. Ir. Sugeng Wiyono, M.MT.,  Guru Besar Teknik Sipil UI Prof. Dr. Ing. Ir. Dwita Sutjiningsih, Dipl. HE., dan Guru Besar Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Prof. Agus Setyo Muntohar, S.T., M.Eng, Sc., Ph.D (Eng).
 
Dalam Konferensi bertajuk, 'Inovasi Infrastruktur Cerdas dan Berkelanjutan' ini, peserta yang terdiri dari akademisi, lembaga dan instansi pemerintah serta praktisi industri konstruksi ini akan melakukan kajian inovasi konstruksi dari segala aspek. Antara lain teknologi infrastruktur berbasis IT, rekayasa struktur, arsitektur dan urban desain. Selain itu juga membedah rekayasa sumberdaya air dan lingkungan, transportasi, jalan raya dan jembatan, survey dan pemetaan, rekayasa geoteknik, manajemen proyek infrastruktur dan rekayasa material.
 
Menurut Ketua Panitia Konferensi Dr. Elizar, ST., MT, infrastruktur memegang peranan penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini mengingat geografis Indonesia yang sangat luas dan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. ''Pembangunan infrastruktur juga merupakan salah satu indikator kemajuan suatu bangsa,'' kata Elizar di Kampus UIR Perhentian Marpoyan Pekanbaru, Kamis sore (11/10).
 
Dalam laporan The Global Competitiveness Indek 2017-2018 yang dikeluarkan oleh The World Economic Forum, ulas Elizar, daya saing infrastruktur Indonesia berada di peringkat 52 dari 137 negara. ''Meskipun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi 60 namun capaian tersebut masih tertinggal dari beberapa negara ASEAN lain seperti Malaysia, Singapura dan Thailand,'' tegas Elizar.
 
Tujuan utama pembangunan infrastruktur cerdas adalah bagaimama kita melestarikan lingkungan, meningkatkan daya saing ekonomi dan membangun masyarakat madani. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum, tambah Elizar, smart infrastructure memegang peranan penting dalam mewujudkan smart city dan merupakan bagian dari smart environment. ''Hadirnya infrastruktur cerdas dan berkelanjutan dapat menjawab tantangan utama infrastruktur di Indonesia, mulai dari tingkat ketersediaan ruang di kota-kota besar, biaya proyek, efisiensi waktu, hingga meningkatkan produktivitas proyek,'' ucap Elizar.
 
Dikatakan, dari konferensi ini diharapkan, peserta dapat memahami perkembangan dan urgensi inovasi pada infrastruktur cerdas dan berkelanjutan di Indonesia, serta mendorong penelitian lebih lanjut. ''Harapan lain konferensi ini menjadi wadah sinergi antar universitas dan praktisi untuk mengembangkan teknologi infrastruktur cerdas dan berkelanjutan. Juga memberi masukan kepada Pemerintah Provinsi Riau dan Pekanbaru untuk mengembangkan regulasi terkait infrastruktur,'' papar Elizar. (rls)