Pekanbaru (Bingkai Riau) - Sebulan jelang pelaksanaan LLDIKTI Entrepreneurship Award 2018 di Kampus Universitas Islam Riau, Fakultas Agama Islam UIR mempelopori pendirian Islamic Entrepreneurship and Business Centre. Pusat bisnis berbasis syariah ini menjual berbagai produk buah tangan mahasiswa yang tersimpan rapi dalam beberapa etalase di sebuah ruangan lantai satu FAI.
Antara lain kopiah haji berlogo UIR, jilbab, PIN dasi, baju kaos, gelas sampai ke tanjak Melayu. Beragam produk lain juga tersedia. Menurut Dekan FAI Dr. Zulkifli Rusby, MM., ME., Sy., produk lain akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan, dan dijual dengan harga yang terjangkau.
Di Pusat Bisnis itu, terdapat pula dua buah mesin jahit merek butterfly dan empat unit komputer untuk keperluan disain. Meja dan kursi untuk pengelola bisnis. Pusat bisnis ini diresmikan Selasa siang (25/9) oleh Kepala Lembaga Penjamin Mutu Dr. Agusnimar atas nama Rektor Universitas Islam Riau.
Bersempena peresmian Islamic Entrepreneurship and Bisnis Centre (IEBC), FAI juga menggelar 'pasar mahasiswa' dengan membuat stand-stand khusus yang tertata rapi di halaman depan fakultas. Di stand itu dijual segala keperluan mulai dari buku-buku hingga kuliner yang mengundang selera. Pasar ini berlangsung selama dua hari sejak Selasa dan berakhir Rabu esok (25-26/9).
Zulkifli menyebutkan, pihaknya telah mempersiapkan peresmian IEBC yang dirangkai Seminar Entrepreneurship sejak jauh-jauh hari. Tujuannya untuk melahirkan pengusaha muda yang kreatif, inovatif dan berdaya saing untuk mewujudkan perekonomian Indonesia yang tangguh. Dikatakan, untuk melahirkan pengusaha muda yang kreatif memang harus dimulai sejak usia muda. Entrepreneurship, katanya, merupakan sebuah kerisauan dalam kehidupan kita.
Ada beerapa persoalan yang membuat kewirausahawan itu menjadi risau. Pertama, sulit mengubah mindset seseorang dalam mencari pekerjaan, Terutama setelah tamat kuliah. Para sarjana lebih berorientasi bekerja sebagai pegawai negeri atau karyawan sebuah perusahaan. Kedua, rendahnya sumberdaya manusia yang mengelola entrepreneurship. SDM yang terbatas ini, ditegaskan Zulkifli, mengundang banyaknya pengangguran. Ketiga, regulasi yang belum mampu mengurai masalah. ''Entrepreneurship muda Indonesia juga belum mampu bersaing dengan pengusaha muda lain dari negara-negara luar,'' ungkap Dekan FAI ini.
Seminar Entrepreneurship yang ditaja FAI, ujar Zul, diharapkan mampu mendorong mahasiswa menjadi usahawan mandiri. Dua nara sumber yang dihadirkan, yakni Jon Erizal dan Masita, SAg, M.Pd, memiliki pengalaman panjang sebagai pelaku usaha. ''Saya berharap mahasiswa dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari kedua nara sumber untuk memantapkan diri menjadi pengusaha muda,' kata Zulkafli.
Di tempat yang sama, dilakukan pula penanda-tanganan MoU (Memory of Understanding) antara UIR dengan STIKES Hangtuah Pekanbaru. Dan Memory of Agreement (MoA) antara STIKES Hangtuah dengan Fakultas Agama Islam, antara FAI dengan STIE Nagoya Indonesia Batam. Nota Kesepahaman itu diteken disaksikan Dr. Agusnimar mewakil Rektor UIR, Jon Erizal, Direktur Pascasarjana Dr. Saipul Bahri, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Ujang Paman, Dekanat Fakultas Agama Islam, dosen dan ratusan mahasiswa. (rls)