Pekanbaru (Bingkai Riau) - SMPN 29 Pekanbaru kembali ukir prestasi, kali ini sekolah yang berada di Jalan Tegalsari, Umban Sari, Rumbai, raih juara 2 lomba tari persembahan tajaan Karang Taruna Kota Pekanbaru. Kegiatan tersebut diselenggarakan di MTC Giants Panam, Sabtu (26/08/2017).
Kepala SMPN 29 Pekanbaru, Syafrida Ali SPd yang diwakilkan Pembina sekaligus Wakil Kesiswaan SMPN 29 Pekanbaru, Hj Emilidar Zulkarnaini SPd, menyampaikan, jika kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka bulan bakti Karang Taruna 2017. SMPN 29 Pekanbaru mengikuti lomba tari persembahan.
"Sekolah kita mengikuti lomba tari persembahan yang diikuti oleh seluruh SMP sederajat se-Pekanbaru. Alhamdulillah, SMPN 29 meraih juara 2," ungkap Mimi sapaan akrab Emilidar Zulkarnaini.
Mimi menyampaikan, jika keberhasilan itu berkat motivasi dan dukungan penuh dari Kepala sekolah (Kepsek). Setiap kegiatan yang bersifat positif dan mendidik, Kepsek selalu antusias menanggapinya. Dalam keberhasilan ini, ada pembimbing yang ikut serta. Ada Delvi Hanafiah, Sarifah Aini dan Rika Silvana.
"Kita sangat berterima kasih kepada seluruh stockholder, khususnya ibuk kepala sekolah. Karena, berkat dukungannya lah anak didik kita bisa meraih juara dan kembali membanggakan nama sekolah," ujarnya.
Sementara Pembimbing Ekskul Tari Delvi Hanafiah SPd, menambahkan, jika acara tersebut dibuka oleh Walikota Pekanbaru Firdaus ST MT. Ada 4 kriteria penilaian dalam lomba tersebut, yakni kreatifitas, wirama, wiraga dan wirasa.
"Unsur penilaian adalah unsur yang terdapat dalam sebuah tari. Wirama yaitu seorang penari harus dapat mengikuti irama yang menjadi pengiring dalam tariannya. Wirasa yaitu penari harus dapat mengikuti jalan cerita dari pesan yang ingin disampaikan melalui tarian tersebut. Wiraga yaitu penari seperti masuk dalam situasi yang terjadi dalam cerita tersebut biasa disebut dengan penghayatan," jelas Delvi.
Delvi menambahkan, jika undangan diterima oleh sekolah seminggu sebelum perlombaan. Namun tidak membuat siswa patah semangat, tetapi malah menambah motifasi untuk lebih giat berlatih.
"Kita baru mendapatkan undangan seminggu sebelum lomba dan kita langsung mengadakan latihan ekstra. Memang sebelumnya anak-anak kita ini sudah sering diundang dan mengikuti acara serupa," katanya.
Dalam seminggu, lanjut Delvi, anak didik melakukan latihan ekstra, mulai dari menambah gerakan-gerakan yang lebih kreatif dan tidak kaku, karena salah satu kriteria penilaian adalah kreatifitas.
"Alhamdulillah, ini berkat perjuangan, kerjasama, doa dan dukungan dari Kepsek, Kesiswaan dan guru-guru, kita bisa mendapatkan kesuksesan. Kita berharap, ini bisa menjadi ajang motovasi kepada anak-anak kita. Sehingga kedepannya, mereka mampu mengukir prestasi lebih membanggakan lagi," harap Delvi.
Penulis: Ade