Pekanbaru - Jika dulu kita mengenalnya dengan nama Petang Megang, kini tradisi melayu Pekanbaru dalam menyambut bulan suci ramadhan ini berganti nama menjadi Petang Belimau.
Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sehari sebelum memasuki bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggelar Tradisi Petang Belimau di Taman Rumah Singgah Tuan Kadi, Jumat (26/5).
Turut hadir dalam acara ini Wali Kota Pekanbaru Firdaus, Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi, Gubernur Riau yang diwakili oleh Plt Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zein, Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Muhammad Noer, Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru Nurhasyim, dan Forkopimda di lingkungan Pemko Pekanbaru.
Adapun rangkaian acara kegiatan Petang Belimau ini seperti dilansir mediacenter.riau.go.id, dimulai dengan menziarahi makam Marhum Pekan dan Marhum Senapelan yang terletak di areal Mesjid Raya Senapelan.
Setelah berziarah, rombongan Wali Kota Pekanbaru kemudian melaksanakan ibadah shalat Ashar berjamaah di Masjid Raya Senapelan.
Barulah dilanjutkan arak-arakan dengan membawa dulang tradisional berisi hidangan kue-kue tradisional khas Melayu yang diiringi hentakan kompang menuju lokasi acara Petang Belimau.
Wali Kota Pekanbaru Firdaus dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya menjaga tradisi Petang Belimau ini. Kedepannya ia berharap agar kegiatan ini bisa menjadi event wisata provinsi dan nasional.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Yoserizal Zein menanggapi keinginan Wali Kota Pekanbaru tersebut.
Dikatakan olehnya bahwa pihaknya telah mengajukan Petang Belimau untuk menjadi cagar budaya, namun hal tersebut ditolak karena perubahan nama dari Petang Megang menjadi Petang Belimau.
Meski demikian, ia tetap mengapresiasi upaya Pemko Pekanbaru yang secara konsisten menyelenggarakan tradisi Melayu Pekanbaru ini dalam menyambut Ramadan tiap tahunnya.
Petang Belimau ini kemudian dibuka secara resmi oleh Wali Kota beserta jajaran muspida dengan menabuh bedug. Lalu dilakukan prosesi mandi belimau, oleh Wali Kota beserta jajaran muspida dengan menyiramkan air bercampur limau secara simbolis kepada 20 orang anak yatim yang dipilih. (**)