Kamis, 25 Januari 2018 - 19:36:37 WIB
Jakarta (Bingkai Riau) - Pemilihan Presiden 2019 tinggal menunggu setahun tiga bulan lagi. Namun, dari berbagai survei, dua figur Joko Widodo dan Prabowo Subianto diprediksi akan bersaing lagi. Dua nama ini selalu menempati posisi elektebilitas dalam survei.
Direktur Survey & Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara, mengatakan meski Jokowi sejauh ini terus unggul dalam beberapa survei, namun bukan berarti tanpa hambatan.
Menurut dia, untuk menghindari hasil Pilpres 2014, Gerindra dan Prabowo tentu sudah menyiapkan strategi yang lebih matang.
"Strateginya akan beda yang dilakukan Prabowo. Artinya, duel El Clasico antara Jokowi dan Prabowo tetap terbuka lebar," kata Igor dalam keterangannya, kepada wartawan, Kamis 25 Januari 2018.
Ia menekankan dengan terpilihnya Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta sebagai salah satu faktor pendongkrak elektabilitas Prabowo. Menjadi figur dan partai utama yang mengusung pasangan itu, kinerja dan popularitas Anies-Sandi mendapat perhatian.
Sementara, untuk Jokowi masih belum aman karena elektabilitasnya di bawah 50 persen dalam beberapa survei. Padahal, status Jokowi sebagai petahana.
"Sudah ada semacam indikasi re-evaluasi pemilih yang menggelinding pelan. Pemilu 2019 bisa lebih panas dari sebelumnya, kecuali jika kedua tokoh ini bersatu. Ada tendensi swing voter, floating mass yang semakin membesar," kata dia.
Mengacu pada survei yang dilakukan lembaganya, elektabilitas Jokowi berada di angka 38,5 persen, sementara Prabowo Subianto sebesar 27,1 persen. Ketertinggalan Prabowo hanya terpaut 11,4 persen saja.
Sementara itu ia juga merujuk hasil Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, yang menempatkan Jokowi berada di angka 38 ,4 persen. Sementara Prabowo Subianto di angka 24,6 persen.
Gerindra Pede
Elite Gerindra yakin Prabowo bisa kalahkan Jokowi di Pilpres 2019. Elektabilitas Prabowo diyakini akan meningkat seiring makin dekatnya waktu pendaftaran Pemilihan Presiden 2019.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Gerindra, Andre Rosiade, menganggap wajar jika Prabowo yang juga Ketua Umumnya itu masih tertinggal elektabilitasnya dibanding Joko Widodo. Menurut dia, angka itu masih dalam kondisi normal karena Prabowo belum turun ke masyarakat.
"Wajar pak Jokowi unggul, karena dia Presiden. Tiap hari muncul di TV, koran dan media online. Pak Prabowo belum bekerja, wajar unggul Pak Jokowi. Kami sangat yakin mengalahkan Pak Jokowi," kata Andre kepada VIVA, Kamis 25 Januari 2018.
Andre memprediksi, tren elektabilits Prabowo Subianto semakin positif dan akan mengungguli elektabilitas Jokowi mendekati pemilu. Dari berbagai survei yang ada, kata Andre, Jokowi unggul dengan elektabilitas tidak lebih dari 50 persen.
Padahal berkaca pada pengalaman Susilo Bambang Yudhono saat ingin maju periode kedua jeleng Pilpres 2009, elektabilitasnya mencapai 60 persen. "Pak Jokowi justru konsisten di angka 40 persen, padahal setahun sebelum pemilu," kata dia.
Sumber: VIVA.co.id