DUMAI (Bingkai Riau) - Kota Dumai, Provinsi Riau merupakan salah satu dari tiga gabungan kota bersama Pekanbaru dan Tembilahan yang menjadi parameter inflasi di Provinsi Riau. Yang mana, periode Maret 2017 lalu, Riau mengalami inflasi sebesar 0,27 persen dengan lndeks Harga Konsumen (IHK) 129,85 .
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah yang bertugas menekan laju inflasi. Sebab, angka tersebut berbanding terbalik dengan keadaan nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,02 persen.
"Dumai jadi parameter inflasi dan inflasi kita di atas nasional. Makanya kita berusaha menahan terus laju inflasi dengan meninjau ketersediaan sembako di Dumai," kata Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman ketika ia 'blusukan' di Pasar Senggol Dumai, Riau, Minggu (23/4/2017) siang.
Orang nomor satu di Riau ini pun mengatakan bahwa pihaknya perlu mencari solusi lain untuk mencukupi kebutuhan bahan pokok di wilayahnya. Pasalnya, pasokan dari provinsi tetangga yaitu Provinsi Sumatera Barat tidak dapat sepenuhnya diharapkan lagi.
Belum lagi ketika terjadi bencana banjir dan longsor, lanjut Andi, distribusi kebutuhan pokok ke Riau jadi terkendala. Hal Itu menjadi penyebab utama kelangkaan dan lonjakan harga.
"Sumbar tidak bisa diharapkan dalam jangka panjang. Selain kita, ada Jambi juga yang menjadi pasar mereka. Kita harus mencari solusi dengan memproduksi sendiri baik padi, cabai, bawand dan sayuran lainnya," urai pria murah senyum ini.
Lebih lanjut, Gubri meminta Dinas Perdagangan untuk mengantisipasi hal itu. Apa lagi sebentar lagi masyarakat akan menyambut bulan Ramadhan. Ia mengkhawatirkan ketersediaan pasokan sembako tidak mencukupi.
"Masukan pedagang di sini kita terima untuk persiapan Ramadhan. Kemarin Dirjen PEN (Pengembangan Ekspor Nasional) datang ke Pekanbaru untuk melihat kondisi pasar dan kita lanjutkan di Dumai," pungkasnya.(MC Riau/rat)