Pekanbaru (Bingkai Riau) - Tak perlu ada perasaan ragu dan cemas tuk menjadi orang sukses. Juga tak masanya lagi fikiran galau tidak dapat pekerjaan setamat kuliah. Semua peluang bekerja dan berkarya ada di depan mata. Tinggal, sejauhmana Anda mampu melihat dan memanfaatkan peluang.
Demikian simpulan talkshow bertajuk, 'Membangkitkan Semangat Milenial dalam Melihat Peluang Segala Sisi (Entrepreneur, Sosial Budaya dan Entertainment) yang ditaja Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitasi Islam Riau di Auditorium H. Soeman Hs, Senin sore (12/11).
Acara yang dipandu Teuku Farhan itu menampilkan tiga entrepreneur muda sebagai pembicara. Masing-masing Ir. H. Novialdy Jusman sebagai Wakil Ketua DPRD Riau yang juga Pengamat Era Milenial, Wan Aniska (Journalist & Entrepreneur) dan Muhammad Gusni Putra (Produser Film dan Music serta Aktivis Sosial sekaligus entrepreneur. Dihadiri ratusan mahasiswa, talkshow juga diselingi Stand Up Comedy, Live Music dan Teatrikal Puisi 'Darah Juang'. Selain mahasiswa hadir pula Wakil Dekan I Dr. Surizki Febrianto, SH, MH, Dosen Fakultas Hukum seperti Dr. H. Syafriadi, SH, MH, Dr. Yudi Krismen, SH, MH dan Roni Sahindra, SH, MH. Serta Wakil Gubernur BEM Fakultas Hukum Guntur Yurfandi.
Menurut Novialdi, di era milenial banyak jalan untuk berbuat yang terbaik. Hanya dengan memanfaatkan android orang bisa mendapat pekerjaan. Apalagi kalau kita luangkan pula waktu menimba pengalaman orang-orang sukses seperti Wan Aniska dan Muhammad Gusni Putra.
'"Tak ada orang berhasil meraih impiannya tanpa usaha. Ia bahkan melakukan beragam inovasi. Jatuh bangun, bangun lagi kemudian jatuh. Semua rasa pahit itu mereka jalani dengan sabar. Juga kerja keras. Simaklah kuliah-kuliah tentang entrepreneur atau, bacalah biografi orang-orang sukses. Mereka memulai usaha dengan modal seadanya tapi diikuti dengan semangat membara,'' ungkap politisi yang akrab disapa Dedet ini.
Hal senada juga dikatakan Wan Aniska. Jurnalis yang pernah bekerja di MNC TV ini bercerita tentang kisah hidupnya selama menjalani profesi wartawan. Dan profesi itu, menurut wanita kelahiran Siak Sri Indrapura ini, sebenarnya tak nyambung dengan disiplin ilmunya yang kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen.
Ia mengaku, dirinya adalah wanita bertipe intropek. Pendiam dan tak mampu beradaptasi dengan orang lain. Untuk berfoto saja ia gropi, tapi kemudian ia dihadapkan dengan pekerjaan sebagai jurnalis. Harus luwes, terbuka dan peka terhadap informasi. Tapi kondisi itu membuat dia harus berbuat sesuatu. Sebab untuk mencapai cita-citanya ia tak bisa berdiam atau menunggu. Sekarang kita ada di era milenial, dengan satu handphone saja kita bisa menggenggam dunia.
''Bagi saya adaptasi itu tidak gampang. Banyak hambatan yang harus dilewati. Saya harus berada di depan camera dalam segala corak peristiwa seperti banjir, demo, teror bom dan lain-lain. Belum lagi menyampaikan report lisan secara live atau menulisnya ke dalam bentuk news dengan beragam versi,'' ujar wanita cantik berhijab ini.
Tapi, tambah Aniska, semua itu dapat ia lewati melalui proses pembelajaran di lapangan. Penggugahan atas semangat mahasiswa juga dilakukan Muhammad Gusni Putra. Ia mengajak mahasiswa agar peduli kepada bangsa. Dan sekarang, tegasnya, kita berada di era milenial. Perubahan berlangsung sangat cepat. Sebagai generasi milenial kita harus berpacu, berebut kue dengan cepat pula. Di era ini, tambahnya, kecepatan sangat penting. Begitupun dengan priority. ''Hayo kaum milenial kita rebut bersama peluang. Jangan diam dan berpangku tangan,'' imbuh Gusni Putra mengajak mahasiswa. (rls)