SMAN 7 Pekanbaru Sosialisasi Informasi Persiapan Kegiatan Simulasi PTM

Pekanbaru (Bingkai Riau) - SMAN 7 Pekanbaru sudah siap melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. Untuk itu sekolah Melaksanakan simulasi PTM dan telah menyiapkan fasilitas yang memenuhi protokol kesehatan dan melengkapi persyaratan PTM seperti yang tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor : 8 /SE/2021 tentang
Penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan PAUD/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SLB dan satuan pendidikan non formal lainnya dimasa pandemi corona virus disease 2019 (COVID.19) pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 di Provinsi Riau.
 
Kepala SMAN 7 Pekanbaru Dr Hj Nurhafni MPd mengatakan, selain merujuk pada SE Gubernur Nomor : 8 /SE/2021, juga berpedoman Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 04/KB/2020, Nomor : 737 Tahun 2020, Nomor : HK. 01.08/Menkes/7093/2020, Nomor : 420-3987 Tahun 2020 tanggal 20 November 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
 
"Untuk menghadapi PTM, kita bekerja sama dan memberikan informasi serta sosialisasi persiapan kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka pada masa pandemi covid-19 bersama pemangku kepentingan di wilayah Kecamatan Senapelan Pekanbaru. Hadir di kegiatan tersebut, Puskesmas Senapelan, Kecamatan, kelurahaan, polsek dan komite mengunjungi kesiapan PTM SMAN 7 Pekanbaru sesuai standar protokol Kesehatan," kata Nurhafni kepada BingkaiRiau.com, Rabu (20/1/2021) di sekolahnya. 
 
Disampaikannya, kehadiran tim tersebut disambut oleh Kepala SMAN 7 Pekanbaru bersama dewan guru dan karyawan/karyawati sekolah setempat. Dalam kunjungan itu, tim melihat kesiapan sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka memasuki tahun ajaran baru 2020/2021.
 
Sementara, Waka Sarpras SMAN 7 Pekanbaru, Beni Dionaldy, M.Si menambahkan, kegiatan simulasi ini merupakan dari persiapan untuk pelaksanaan belajar tatap muka, Setelah hampir sembilan bulan siswa siswi belajar di rumah melalui Daring, karena Pandemi COVID-19 melanda Indonesia.
 
"Untuk persiapan, sudah ada SOP nya. Seperti mengecek suhu tubuh, mencuci tangan sesudah atau sebelum bekerja. Guna mencegah mata rantai Covid 19, agar tidak terjadi klaster baru di dunia pendidikan. Setiap siswa di haruskan membawa bekal makanan dan air minum dari rumah," ungkap Beni.
 
Beni menjelaskan, jarak meja satu dan lain juga harus sesuai protokol kesehatan, dan dalam satu kelas mejanya sudah di sekat-sekat. Ia mengingatkan orang tua wali murid, Untuk selalu mengawasi siswa dan selalu memperingatkan agar slalu mematuhi protokol kesehatan.
 
"Selain itu, persiapan yang dilakukan sekolah sekarang ini sudah menyiapkan tempat cuci tangan dengan sabun di air mengalir di setiap pintu masuk kelas, menyusun jarak bangku siswa minimal 1 meter sampai 1,5 meter, dengan kapasitas maksimal isinya hanya 50 persen," jelasnya. 
 
Selanjutnya, Nurhafni menegaskan, berbagai kesiapan tersebut harus bisa memberikan jaminan bahwa peserta didik aman dari penyebaran covid 19. Diakuinya, memang ada dua pilihan yang diberikan kepada sekolah dalam proses belajar mengajar, pilihan pertama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan pilihan kedua Pembelajaran Tatap Muka (PTM). 
 
"Namun kendala PJJ selain tidak ada internet, siswa juga tidak memiliki android. Sehingga terpaksa siswa ke sekolah untuk mengambil tugas setelah itu pulang lagi ke rumah, setelah tugas selesai dikerjakan sesuai dengan waktu yang diberikan siswa kembali ke sekolah untuk mengumpulkan tugasnya, serta mengambil tugas berikutnya," ujarnya.
 
Akan tetapi, lanjut Nurhafni, sesuai angket persetujuan PTM yg di isi oleh orang tua dan kendala-kendala PJJ lebih dr 50 persen orang tua menyetujui untuk PTM, yang tentunya nanti dengan izin atau persetujuan dinas pendidikan. Namun sekolah akan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
 
"Diharapkan, pembelajaran tatap muka bisa segera dimulai. Namun juga ditegaskan proses pembukaan sekolah harus diiringi dengan pemahaman dan penerapan protokol kesehatan oleh semua pihak," pungkasnya. (ade)